Romantisnya Sore Hari di Bukchon Hanok Village Seoul Korea Selatan
8 September 2017 3.630x Korea
Matahari sudah mulai turun ketika saya sampai di Bukchon Hanok Village, warna sinarnya sudah mulai jingga kemerahan namun hangatnya sinar matahari sore masih terasa. Sambil menunggu bis parkir, tour guide kami mulai bercerita panjang lebar mengenai kawasan wisata yang masih dijaga kelesatariannya hingga kini. Bukchon Hanok Village adalah kampung rumah tradisional Korea yang sering disebut dengan sebutan “hanok” di Seoul Korea Selatan. Bicara soal kawasan rumah tradisional Korea saya jadi ingat tempat serupa di Kyoto Jepang yang juga merupakan kompleks pemukiman tradisional Jepang.
Bukchon bermakna kampung utara, hal ini dikarenakan kampung ini berada di sebelah utara kali Cheonggye dan Jogno. Selain itu letak perkampungan ini berada diantara Istana Gyeongbok dan Istana Changdeok. Yang bikin saya semangat mengunjungi kampung Bukchon ini adalah kampung ini pernah digunakan sebagai lokasi syuting drama Korea “Personal Taste” yang dibintangi oleh aktor ganteng idola para wanita yaitu Lee Min Ho dan lawan mainnya Son Ye Jin.
Turun dari bus, kami disambut dengan rumah berbentuk hanok yang menjual berbagai souvenir khas korea di depan jalan masuk. Begitu masuk perkampungan Bukchon, suasana pemukiman tradisional khas korea mulai terasa. Wisatawan lalu lalang mengabadikan indahnya Bukchon Hanok Village di Sore hari. Banyak pula muda mudi warga Seoul yang berjalan-jalan menggunakan hanbok pakaian tradisional khas Korea, berfoto ria, selfie dengan latar belakang sunset yang romantis. Perlu anda ketahui bahwa Bukchon Hanok Village merupakan salah satu tempat wisata yang direkomendasi untuk dinikmati dengan menggunakan hanbok pakaian tradisional Korea. Ada beberapa tempat penyewaan hanbok di sekitar Bukchon Hanok Village dengan harga sewa sekitar 8.000 Won/orang.
Perkampungan ini merupakan komplek pemukiman dan tempat tinggal para pejabat, bangsawan dan keturunan anggota keluarga kerajaan Dinasti Joseon yang masih digunakan hingga saat ini. Bukchon Hanok Village ini merupakan perkampungan dengan lorong-lorong sempit dan jalanan menanjak, sepanjang jalan berderet-deret rumah-rumah tradisional Korea (Hanok) dengan atap yang khas dan bangunan yang didominasi dengan kayu-kayu menampilkan suasana kota Seoul dimasa lalu, oleh karena itu kompleks pemukiman ini tetap dijaga dan dilindungi oleh pemerintah Korea Selatan sebagai salah satu aset budaya yang tetap dilestarikan keberadaannya.
Rumah-rumah para bangsawan di pemukiman Bukchon Hanok Village ini masih terjaga dan terpelihara dengan baik hingga saat ini. Bahkan beberapa rumah dibuka untuk umum sehingga para wisatawan bisa merasakan kehidupan warga Korea sehari-hari. Namun yang perlu diperhatikan ketika berkunjung ke Bukchon adalah ada beberapa hanok yang diberi peringatan tidak boleh berisik, itu artinya para wisatawan yang mengunjungi rumah tersebut masih tetap boleh foto-foto namun tidak boleh berisik, tidak boleh merokok, tidak boleh buang sampah sembarangan karena dapat mengganggu penghuni di dalamnya, selain itu wisatawan juga tidak boleh memegang properti rumah yang dikhawatirkan akan merusak atau mengotori properti tersebut.
Selain dapat menikmati keindahan deretan hanok, beberapa hanok juga menawarkan experience untuk menginap bahkan mempelajari kerajinan tangan Korea seperti kipas dan tas khas Korea. Beberapa hanok juga dibuka sebagai restaurant dan cafe dengan menu khas Korea sehingga wisatawan tidak perlu khawatir ketika merasa lapar atau haus selama menikmati indahnya Bukchon Hanok Village.
Sekedar tips untuk anda ketika mengunjungi Bukchon Hanok Village adalah, jangan lelah untuk terus naik ke atas, karena best view dari perkampungan ini berada diatas dan jangan takut untuk eksplorasi gang-gang kecil di kanan atau kiri jalan karena beberapa gang kecil memiliki pemandangan indah yang sayang untuk dilewatkan.
Demikian, semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi anda ketika berkunjung ke Seoul Korea Selatan, Anyonghaseo!
Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.
Kuliner Jogja: Lezatnya Ayam Kenduri Omah Dahar Mbah Wanto
Jogja “istimewa”, satu kata tapi sarat makna. Tidak bosan-bosannya saya mengunjungi kota Jogja. Banyak hal yang bikin Jogja jadi istimewa, kenangannya, spot-spot romantis wisatanya, kulinernya, teman-temannya, budayanya, kesederhanaanya semuanya lebur jadi satu menjadikan kata istimewa memang pantas di hadirkan di samping kata Jogja. Tidak lengka... selengkapnya
Romantisasi Cita Rasa Gudeg
Sejarah Gudeg diawali ketika Kerajaan Mataram yang dibangun pada tahun 1500-an ini berada di daerah yang banyak terdapat pohon nangka dengan buah yang melimpah. Alhasil, masyarakat Mataram mulai mencari cara membuat masakan berbahan nangka, terutama gori atau nangka muda. Hidangan tradisional ini berasal dari Yogyakarta yang mencakup penonjolan rasa unik, si... selengkapnya
Syarat syarat pengajuan visa untuk individu
Untuk membuat visa individu itu ada 3 jenis yaitu single entry, double entry dan multiple entry. Single entry adalah visa untuk satu kali kunjungan ke Korea, setelah sudah dipakai visa akan hangus dan tidak akan berlaku lagi. Visa ini dibagi menjadi 2 ada yang maksimal 90 hari dan ada yang lebih dari 91 hari,... selengkapnya
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
082116146664 -
Whatsapp
082116146664 -
LINE ID
@pengenliburan -
Email
pengenliburan@gmail.com












Belum ada komentar